Selasa, 22 Juli 2014

Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2014



Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2014





Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia telah menetapkan hasil Rapat Pleno Terbuka Penetapan Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara dan Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Hasil Pemilu 2014, melalui Keputusan KPU Nomor : 535/Kpts/KPU/Tahun 2014. Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, membacakan keputusan tersebut di Ruang Sidang Utama lantai 2 KPU RI, pada pukul 21.00, Selasa (22/07). 

Rapat pleno terbuka tersebut berlangsung sejak tanggal 17 – 22 Juli 2014 untuk melakukan rekapitulasi penghitungan suara di luar negeri sebanyak 130 Panitia Pemilhan Luar Negeri (PPLN) di 96 negara dan 33 KPU Provinsi seluruh Indonesia.

Adapun hasil penetapan rekapitulasi penghitungan suara yang telah dilaksanakan, sebagai berikut :

1.   Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 
       H. Prabowo Subianto dan Ir. H. M. Hatta Rajasa 
       mendapatkan jumlah suara sebesar   62.576.444
       atau prosentase 46,85 %.

2.   Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 
       Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H.M. Jusuf Kalla
       mendapatkan jumlah suara sebesar  70.997.833
       atau prosentase 53,15 %.

Hasil rekapitulasi penghitungan suara ini mempunyai selisih sebesar 8.421.389 suara. 

Jumlah suara sah adalah sebesar 133.574.277, sedangkan jumlah suara tidak sah sebesar 1.379.690, sehingga total jumlah suara sah dan tidak sah sebesar 134.953.967. ( Team )




RINCIAN HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DARI SETIAP PROVINSI DAN LUAR NEGERI DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

No--------Provinsi-----------------------No.1------------------------No.2--------------Jumlah-----
1 ACEH                               1.089.290 ,                913.309          2.002.599
2 SUMATERA UTARA           2.831.514,              3.494.835          6.326.349
3 SUMATERA BARAT           1.797.505                  539.308          2.336.813
4 RIAU                                 1.349.338               1.342.817          2.692.155
5 JAMBI                                  871.316                  897.787          1.769.103
6 SUM SELATAN                  2.132.163               2.027.049          4.159.212
7 BENGKULU                         433.173                  523.669             956.842
8 LAMPUNG                        2.033.924               2.299.889          4.333.813
9 BELITUNG                           200.706                  412.359             613.065
10 RIAU                                  332.908                  491.819             824.727
11 DKI JAKARTA                  2.528.064                2.859.894          5.387.958
12 JAWA BARAT                14.167.381                9.530.315        23.697.696
13 JAWA TENGAH               6.485.720              12.959.540        19.445.260
14 DI YOGYAKARTA               977.342                1.234.249          2.211.591
15 JAWA TIMUR                 10.277.088              11.669.313        21.946.401
16 BANTEN                          3.192.671               2.398.631          5.591.302
17 BALI                                   614.241               1.535.110          2.149.351
18 NUSA T B                        1.844.178                  701.238          2.545.416
19 NUSA T T                           769.391                1.488.076         2.257.467
20 KALIMANTAN BARAT       1.032.354                1.573.046         2.605.400
21 KALIMANTAN TENGAH       468.277                   696.199         1.164.476
22 KALIMANTAN SELATAN      941.809                   939.748         1.881.557
23 KALIMANTAN TIMUR          687.734                 1.190.156         1.877.890
24 SULAWESI UTARA             620.095                   724.553         1.344.648
25 SULAWSI TENGAH             632.009                   767.151         1.399.160
26 SULAWESI SELATAN       1.214.857                3.037.026         4.251.883
27 SULAWESI TENGGARA      511.134                   622.217         1.133.351
28 GORONTALO                      378.735                   221.497           600.232
29 SULAWESI BARAT             165.494                   456.021            621.515
30 MALUKU                            433.981                   443.040            877.021
31 MALUKU UTARA                 306.792                   256.601            563.393
32 PAPUA                               769.132                2.026.735         2.795.867
33 PAPUA BARAT                   172.528                   360.379            532.907
34 LUAR NEGERI                    313.600                   364.257            677.857

KA.BIRO Batu Bara
Surat Kabar TUMPAS Independen
EDI SUGIONO
NA : LS/71/SK/PR-T1/VI/14     
Hp. 0823 6744 8317   /  0812 633 5517
Bangun Sari, Kec. Talawi Kab. Batu Bara



2 komentar:

  1. Kajian Hukum Prabowo Subianto Mundur

    (oleh : Mhd.Isnaini, Wartawan SK. Tumpas)


    Santer terdengar berita tentang mundurnya Prabowo Subianto dari pencalonan presiden RI tahun 2014. Prabowo dikatakan mundur karena tidak menerima proses pilpres 2014 oleh KPU, yang diduga menyimpan banyak kecurangan

    Benar tidaknya hal ini masih perlu diperjelas, karena salah satu Komisioner KPU, Sigit Pamungkas meluruskan, pasangan Prabowo-Hatta tidak mengajukan pengunduran diri sebagai peserta Pilpres 2014. KPU hanya menerima surat penarikan diri tim Prabowo-Hatta dari rekapitulasi suara yang sedang berjalan. Soal penarikan dari rekapitulasi suara ini, Sigit menjelaskan, tidak jadi penghambat bagi KPU untuk meneruskan proses rekapitulasi suara dan penetapan presiden dan wapres terpilih.

    Berita tentang mundurnya Prabowo tadi, langsung ditanggapi beragam oleh banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu, termasuk pakar hukum pidana dan pakar hukum tata negara.

    Umumnya para pakar hukum itu menyayangkan mundurnya Prabowo, dan menganggap hal itu tidak perlu, karena Prabowo dan timnya dapat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, jika tidak menerima proses pelaksanaan dan pengumuman hasil pilpres yang diselengarakan oleh KPU. Para pakar juga menilai, mundurnya Prabowo ini tidak memiliki efek terhadap keabsahan pilpres, dan karenanya KPU sudah benar dengan tetap melanjutkan proses pengumuman hasil rekapitulasi penghitungan suara.

    Dari aspek hukum, para pakar berpendapat bahwa Prabowo tidak dapat dikenakan sangsi hukum , terkait mundurnya ia setelah terlaksananya pemungutan suara.

    Namun begitu, ada juga beberapa pihak yang mengatakan bahwa Prabowo Subianto dapat dipidana, berdasarkan UU Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pilpres pasal 246 yang berbunyi :

    ‘Setiap calon presiden atau wakil presiden yang dengan sengaja mengundurkan diri setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara putaran kedua dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).’

    Ada juga yang mengkaitkan dengan dengan pasal 245, Undang-undang yang sama :

    Ayat (1) ‘Setiap calon presiden atau wakil presiden yang dengan sengaja mengundurkan diri setelah penetapan calon presiden dan wakil presiden sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara putaran pertama, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 bulan dan paling lama 60 bulan dan denda paling sedikit Rp 25 miliar dan paling banyak Rp 50 miliar.’

    Adapun para partai koalisi pendukungnya juga terancam pidana dan denda. Menurut Pasal 245 Ayat (2) ‘Pimpinan partai politik atau gabungan partai politik yang dengan sengaja menarik calonnya dan/atau pasangan calon yang telah ditetapkan KPU sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara putaran pertama, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 bulan dan paling lama 60 bulan, dan denda paling sedikit Rp 25 miliar dan paling banyak Rp 50 miliar.’

    Pendapat yang benar secara yuridis formal adalah : Prabowo tidak dapat dipidana, seandainya ia benar mengundurkan diri dari pencalonan presiden. Hal ini karena Undang-undang Pilpres itu hanya mengatur ancaman pidana apabila pengunduran diri terjadi pada waktu antara penetapan calon oleh KPU, sampai pemungutan suara kedua, jika pemungutan suara kedua itu ada.

    Prabowo mundur setelah proses pemungutan suara selesai, dan karenanya, ia tak dapat dipidanakan.

    Undang-undang kita memang belum mengatur tentang aspek hukum pengunduran diri capres setelah proses pemungutan suara selesai, dan juga tidak mengatur tentang hak konstitusional seorang calon presiden atau pasangan calon presiden untuk mengundurkan diri.

    Sumber :
    Wawancara dengan Dr.Muhammad Abdul Hakim, S.H, M.Pd, M.H.

    BalasHapus
  2. Berita terbaru : Prabowo akhirnya ke MK.

    BalasHapus